Khamis, 24 Jun 2010

Payahnya Nak Istiqamah

"Payahnya nak istiqamah.. Ingat istiqamah itu barang yang kita boleh beli di pasar

malam ke? Sudah tentu tidak".. Kata Razif pada anak buah usrahnya.. Hari ini dalam

usrah razif membincangkan tentang Hadis berkaitan istiqamah...

"Kamu Hadi, dalam sehari kamu mengulang quran berapa juzuk?" Tanya Razif pada anak buah usrahnya..

Mereka semua adalah mahasiswa yang mengambil jurusan tahfiz al- quran, setiap hari Jumaat,

persatuan telah menetapkan untuk mengadakan usrah bagi setiap mahasiswa..

"Satu juzuk satu hari ustaz, tapi tak semua hari macam itu, ada naik ada kurang".. "Kamu pula

Jamil
setiap hari berapa juzuk mengulang quran?"..

"Entahlah ustaz, tak boleh nak jangka, kalau hari iman saya naik, saya mengulang banyak sikit,

kalau hari iman saya menurun sikitlah saya mengulang"..

"Emm, siapa di sini yang ada amalan tersendiri yang diamalkan tidak pernah tinggal??"

Tanya Razif dengan penuh serius. Yeala nak jadi pejuang Islam, kena buang dalam diri

sifat malas untuk tambah pahala, kadang- kadang benda kecil di sisi mata manusia tapi

besar di sisi Allah kita pandang remeh..

"Tiada ustaz".. Semua jawab serentak, Allah lemahnya iman kita, teringat Razif dengan

Rasulullah, walaupun dah dijamin oleh Allah masuk syurga, tetapi qiamulail tidak

pernah tinggal, sehinggakan Saidatina Aisyah R.A pelik melihat Rasulullah beribadat

sampai bengkak kaki, dan ditanya Aisyah kepada Rasulullah, mengapakah kamu beribadat

sampai macam ini, sedangkan Allah telah menjamin untuk ampunkan dosa kamu awal hingga

akhir, apa jawab Rasulullah, "tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur"..

Sayu dan sedih apabila mengingati kembali Rasulullah, kekasih Allah walaupun dijamin

masuk syurga, tidak pernah lekang dalam dirinya istiqamah melakukan ibadat pada

Allah, tak macam kita, moga- moga ia menjadi pendorong kepada kita untuk lebih

bersemangat dalam beribadat, walaupun satu jea amalan tapi biar istiqamah..

"Azmi bacakan hadis tentang istiqamah", "baik ustaz"..

Dari Sufyan bin Abdillah ra, aku berkata: wahai Rasulullah saw ajarkanlah

kepadaku dalam (agama) Islam ini suatu ucapan yang aku tidak akan

bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau, (maka) Rasulullah

saw bersabda: “Ucapkanlah: ‘aku beriman kepada Allah’, kemudian

beristiqomahlah” (HR. Muslim)

"Ok, hari ini kita akan membincangkan tajuk tentang istiqamah, nampak macam kecil,

tapi besar maknanya, dan memang payah nak diamalkan.. Ok apa maksud istiqamah?"..

Tanya Razif pada ahli usrahnya..

"Hmm Istiqamah ni kita melakukan sesuatu kerja atau amalan tapi dilakukan secara

berterusan", bilang Azim dengan penuh yakin, Azim adalah merupakan ketua usrah, dari

sudut thaqafah dengan sahabat- sahabatnya dia memang lebih ke hadapan sebab itulah

dia dilantik menjadi ketua usrah..

"Ok ada lagi sapa- sapa nak bagi penerangan tentang maksud istiqamah.. Kami tak

tahulah ustaz. Ok apa yang Azim bagitahu itu betul sedikit penambahan daripada ana,

pastikan tulis yea"..

Seronok betul berusrah banyak benda yang kita dapat dalam usrah, ukhwah, dan sedikit

penambahan thaqafah, kadang- kadang kita ini ada jenis yang malas nak membaca, dalam

usrahnya mendorong untuk kita mengkaji dan membaca, sebab ada taklifan untuk

pembentangan.. Bisik Razif dalam hatinya..

Kata istiqamah berakar dari kata “qaama” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi,

istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah

diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen

Para ulama berpendapat bahwa makna istiqomah adalah berikut ini;

Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya tentang Istiqâmah ia menjawab bahwa Istiqâmah

adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapa pun).

Umar bin Khattab ra berkata, “Istiqâmah adalah komitmen terhadap perintah dan

larangan dan tidak boleh menipu”.

Utsman bin Affan ra berkata, “Istiqâmah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah

Taala”.

Ali bin Abu Thalib ra berkata, “Istiqâmah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”.

Mujahid berkata, “Istiqâmah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu

dengan Allah Taala”.

Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka berIstiqâmah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya

tanpa menoleh kiri kanan”.

Dari berbagai definisi di atas, seorang mukmin yang istiqamah adalah mukmin yang

selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia

tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Ia selalu menjaga ketaatan kepada Allah

zahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Ia senantiasa sabar

dalam menghadapi seluruh godaan, dan syukur dengan segala nikmat. Itulah manusia

mukmin yang sesungguhnya.

Pendek kata, istiqamah itu maknanya adalah teguh mengikuti manhaj (system) Islam

(shiratal mustaqim). Allah berfirman;


وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلهِ

Dan bahwasanya ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia dan

janganlah
mengikuti jalan-jalan yang lain, yang menyebabkan kalian

menyiMpang dari jalanNya


(Al-An’am:153)

Tekun Razif menerangkan pada ahli usrahnya. Macamana dapat salin?? Tanya Razif pada

ahli usrahnya.. Sekarang ni ustaz nak sebut macamana kita nak kekal istiqamah

Cara nak kekal istiqamah

Meskipun Allah memberikan jalan kembali pada kita ketika keistiqamahan kita merosot,

tentu kita tidak menginginkan terjadi kemerosotan ini. Apalagi tidak adanya jaminan

kemerosotan istiqamah akan berakhir dengan istighfar. Sebab boleh jadi keistiqamahan

itu merosot, merosot dan merosot hingga akhirnya iman habis sama sekali. Karena itu

penting sekali kita mengetahui hal-hal yang boleh menjaga keimanan kita, sehingga

kita tetap dalam keistiqamahan.

Untuk itu ustaz akan bagitahu beberapa cara yang boleh menjadikan keimanan kita kuat dan

Istiqamah, yang sempat ustaz baca dan ambil sebagai pembacaan kita semua..

1. Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar, Allah swt

berfirman:

يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang

teguh’ dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan

orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki”

(QS. Ibrahim: 27)


Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang difahami

dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah saw

dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya


عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أُقْعِدَ الْمُؤْمِنُ فِي قَبْرِهِ أُتِيَ ثُمَّ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَذَلِكَ قَوْلُهُ { يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ

Dari Baro’ bin ‘Azib ra dari Rasulullah saw, beliau bersabda: “Apabila seorang muslim

didudukan di dalam kuburnya lalu dia ditanya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka

dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah’ (لا إله إلا الله) dan

‘Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah’ (محمد رسول الله), itulah makna Firman-Nya: “Allah

meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan

di dunia dan di akhirat”. (HR al-Bukhari)


2. Membaca Al Quran dengan menghayati dan merenungkannya. Al Quran adalah sumber

peneguh iman yang paling utama bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman

Allah:

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Robb-mu dengan benar,

untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar

gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS. An Nahl: 102)


3. Berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang boleh membantu meneguhkan iman.

Allah menyatakan dalam Al Quran bahwa salah satu di antara sebab utama yang membantu

menguatkan iman para sahabat Rasulullah saw adalah keberadaan Rasulullah saw di

tengah-tengah mereka. Allah berfirman:


وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah

dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang

siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi

petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS. Ali ‘Imran: 101)

4. Berdoa kepada Allah. Di dalam Al-Quran Allah swt memuji orang-orang yang beriman

yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian.

Firman Allah:

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

فَآَتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari

pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa

mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah

menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Tuhan kami,

ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam

urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang

kafir’. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang

baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Ali ‘Imran:

146-148)

5. Membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul saw serta orang-orang shalih yang

terdahulu untuk mengambil contoh teladan. Dalam Al Quran banyak diceritakan kisah-kisah

para Nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu, yang Allah jadikan

untuk meneguhkan hati Rasulullah saw dengan mengambil teladan dari kisah-kisah

tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah berfirman:


وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang

dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran

serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Hud:120)

Insya'Allah sama- sama kita banyak berdoa moga- moga Allah takdirkan kita di kalangan

orang yang beristiqamah.. Apa yang ana beri ini adalah teori, yang penting kena

amalkan insya'Allah..

"Terima kasih ustaz, perbincangan hari ini sungguh bermunafaat, moga- moga Allah

takdirkan kita di kalangan orang yang istiqamah".. Sahut Azim.. "Amin".. Semua ahli

Usrah mengaminkan doa Azim.. Jadi kita tutup usrah kita hari ini dengan kaffaratul

majlis dan surah Al -ashr.. Payahnya nak istiqamah.. Razif berfikir sejenak.......

0 ulasan:

Catat Ulasan